JAWABAN SOAL M12
BAGIAN A: PILIHAN GANDA
b) Nilai uang saat ini lebih berharga daripada di masa depan
c) NPV = Σ[CFt / (1+r)^t] - Initial Investment
c) Proyek menguntungkan dan layak diterima
b) Membuat NPV sama dengan nol
c) Mengabaikan time value of money
c) PI = PV Cash Inflows / Initial Investment
c) Proyek menguntungkan dan layak diterima
d) Profitability Index
a) Multiple IRR dan asumsi reinvestment rate
d) Pertimbangkan faktor kualitatif dan strategis
b) Cost of capital perusahaan
c) Menguji dampak perubahan variabel kunci terhadap hasil investasi
c) Kondisi paling pesimis yang mungkin terjadi
c) Selalu memberikan keputusan yang konsisten
c) Nilai sisa aset dan modal kerja yang dipulihkan
c) Proyek menguntungkan dan layak diterima
b) Mempertimbangkan time value of money
b) Terima semua proyek dengan NPV > 0
b) Laba akuntansi dan rata-rata investasi
c) Dampak strategis, lingkungan, dan sosial
BAGIAN B: ESSAY
Konsep Time Value of Money (TVM) menyatakan bahwa nilai uang hari ini lebih besar daripada nilai uang yang sama di masa depan karena adanya potensi investasi, inflasi, dan risiko. Misalnya, Rp100.000 hari ini bisa diinvestasikan dan menjadi Rp110.000 tahun depan. Oleh karena itu, dalam investasi kita perlu menghitung nilai sekarang dari keuntungan di masa depan.
NPV mengukur selisih antara present value dari arus kas masuk dengan investasi awal. Cocok untuk keputusan yang mengutamakan nilai absolut. Kelebihannya: mempertimbangkan time value of money, hasil pasti. Kekurangannya: sulit dibandingkan antar proyek. IRR mencari tingkat pengembalian yang membuat NPV = 0. Cocok untuk perbandingan persentase. Kelebihan: intuitif. Kekurangan: bisa ada multiple IRR atau menyesatkan jika cash flow tidak konvensional. Gunakan NPV jika nilai proyek absolut lebih penting, IRR jika ingin tahu efisiensi.
Dalam capital rationing, perusahaan tidak bisa menerima semua proyek walau layak. Strateginya: pilih kombinasi proyek dengan NPV tertinggi atau gunakan Profitability Index (PI) karena memperhitungkan nilai manfaat relatif terhadap dana yang dibutuhkan. PI mempermudah peringkat proyek berdasar efisiensi modal.
Proyek independen adalah proyek yang tidak saling memengaruhi, misal membuka toko baru di kota A dan iklan produk. Keduanya bisa dilakukan bersama. Sedangkan mutually exclusive berarti hanya bisa pilih satu, misal dua model mesin. Pada proyek eksklusif, pilih yang terbaik dari segi NPV/IRR. Untuk proyek independen, terima semua yang NPV > 0.
Analisis sensitivitas penting untuk melihat ketahanan proyek terhadap ketidakpastian. Variabel yang diuji: pendapatan, biaya operasional, tingkat diskonto, inflasi, dan volume penjualan. Hasilnya membantu manajemen mengetahui risiko kritis dan mengambil langkah mitigasi.
Faktor kualitatif seperti reputasi perusahaan, dampak lingkungan, budaya kerja, kepatuhan hukum, dan keamanan kerja bisa memengaruhi keputusan investasi meski secara angka proyek menguntungkan. Contoh: proyek profit tinggi tapi merusak lingkungan bisa ditolak karena dampak jangka panjang negatif.
MIRR memperbaiki IRR dengan menggunakan satu tingkat diskonto dan satu tingkat reinvestasi, menghilangkan masalah multiple IRR dan asumsi pengembalian di IRR. MIRR memberikan hasil yang lebih realistis dan dapat dibandingkan antar proyek secara lebih valid.
Langkah penilaian investasi: (1) Identifikasi peluang investasi, (2) Estimasi arus kas, (3) Tentukan tingkat diskonto, (4) Hitung NPV, IRR, PI dll, (5) Lakukan analisis risiko, (6) Evaluasi faktor kualitatif, (7) Ambil keputusan. Tiap langkah penting untuk memastikan hasil analisis akurat dan keputusan tepat.
Analisis sensitivitas menguji satu variabel dalam satu waktu, cocok untuk mengetahui dampak perubahan spesifik. Analisis skenario menguji beberapa variabel sekaligus (optimis, pesimis, realistis). Kombinasi keduanya memberikan pemahaman risiko yang lebih lengkap.
Tantangan di dunia nyata: data tidak akurat, proyeksi tidak realistis, perubahan pasar, keterbatasan dana, dan faktor politik. Cara mengatasinya: gunakan asumsi konservatif, validasi data, update reguler, dan tambahkan komponen risiko dalam analisis.
BAGIAN C: STUDI KASUS 1 - SIPA COSMETIC
a) Payback Period: 4 tahun ✅
Discounted Payback Period: 5 tahun ❌
b) NPV: Rp 44.276.508 ✅ (positif, artinya proyek menambah nilai perusahaan)
c) IRR: 12,62% ❌ (di bawah minimum 15% dan industri 18%)
d) PI: 1,018 ✅ (lebih dari 1, artinya layak)
e) Skenario Sensitivitas:
Optimis (cash flow naik 20%): NPV = Rp 553.131.810 ✅
Pesimis (cash flow turun 15%): NPV = Rp -337.364.968 ❌
f) Rekomendasi: Tidak disarankan lanjut kecuali dilakukan peningkatan arus kas atau efisiensi biaya. Proyek sensitif terhadap penurunan pendapatan dan IRR tidak mencapai standar.
BAGIAN C: STUDI KASUS 2
Proyek A:
Net Cash Flow: 450.000.000 - 50.000.000 = Rp 400.000.000
Umur: 6 tahun, Nilai sisa: 200 juta
Proyek B:
Net Cash Flow: 550.000.000 - 30.000.000 = Rp 520.000.000
Umur: 8 tahun, Nilai sisa: 400 juta
(Perhitungan detail di spreadsheet atau kalkulator finansial dibutuhkan.)
a) (Dengan asumsi kasar dan estimasi):
Proyek A: NPV positif, IRR sekitar 16-17%, PI > 1
Proyek B: NPV lebih tinggi, IRR sekitar 15-16%, PI > 1
b) Payback Period:
A: 1800 / 400 = 4,5 tahun ✅
B: 2800 / 520 = 5,38 tahun ❌
c) Karena modal hanya Rp 2M, hanya Proyek A yang bisa dipilih langsung
d) Jika dana tambahan 800 juta bisa didapat dengan cost 18%, perlu dihitung ulang NPV B. Jika NPV tetap positif, Proyek B bisa dipilih.
e) Faktor kualitatif:
Mesin A lebih mudah dirawat dan andal ✅
Mesin B butuh operator terlatih tapi ramah lingkungan dan efisien ❌
f) Rekomendasi: Pilih Proyek A jika perusahaan ingin main aman. Pilih Proyek B jika mampu melatih SDM dan memperoleh dana tambahan dengan syarat menguntungkan. Dari sisi efisiensi dan keberlanjutan jangka panjang, Proyek B lebih menjanjikan.
Komentar
Posting Komentar