Jawaban latihan soal modul 10
A. SOAL PILIHAN GANDA
1. a. Pengalokasian dana pada berbagai aset yang diharapkan memberikan keuntungan di masa depan
2. d. Penentuan struktur modal
3. b. Manajemen modal kerja
4. c. Penganggaran modal
5. b. Modal kerja
6. a. Biaya modal dan risiko finansial
7. c. Menghitung nilai sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan dari suatu investasi, dikurangi dengan investasi awal
8. c. IRR > cost of capital (layak), IRR < cost of capital (tidak layak)
9. d. Payback Period
10. c. BEP (unit) = Biaya Tetap / (Harga per Unit - Biaya Variabel per Unit)
11. c. Risiko likuiditas
12. c. Analisis sensitivitas
13. b. Hedging
14. b. Proyeksi laporan laba rugi
15. a. Financial leverage
16. c. Profitability Index (PI)
17. c. Risiko pasar
18. c. Modal investasi awal
19. a. Skenario optimis, moderat, dan pesimis
20. c. Simulasi Monte Carlo
B. SOAL URAIAN/ESAI
1. Perbedaan Fungsi Investasi, Pendanaan, dan Pengelolaan Aset
Fungsi Investasi berkaitan dengan keputusan alokasi dana untuk memperoleh aset yang diharapkan menghasilkan keuntungan di masa depan. Contoh dalam perusahaan manufaktur: keputusan membeli mesin produksi baru, membangun pabrik, atau mengakuisisi perusahaan lain.
Fungsi Pendanaan berkaitan dengan keputusan tentang cara memperoleh dana untuk membiayai investasi dan operasi. Contoh: menentukan proporsi utang dan ekuitas, menerbitkan saham atau obligasi, atau mengajukan kredit bank.
Fungsi Pengelolaan Aset berkaitan dengan pengelolaan aset yang sudah dimiliki secara efisien untuk mengoptimalkan return. Contoh: manajemen kas, manajemen piutang, pengelolaan persediaan, dan maintenance aset tetap.
2. Jenis-Jenis Kebutuhan Dana Bisnis
Modal Investasi Awal adalah dana yang dibutuhkan untuk memulai bisnis, termasuk pembelian aset tetap, biaya pendirian, dan persiapan operasional. Perencanaan yang tepat meliputi analisis kelayakan yang mendalam dan perhitungan kebutuhan dana yang akurat.
Modal Kerja adalah dana untuk membiayai operasi sehari-hari seperti pembelian bahan baku, pembayaran gaji, dan biaya operasional lainnya. Perencanaan modal kerja harus mempertimbangkan siklus konversi kas dan fluktuasi operasional.
Dana Ekspansi adalah dana untuk mengembangkan bisnis yang sudah berjalan, seperti menambah kapasitas produksi atau membuka cabang baru. Perencanaan ekspansi harus mempertimbangkan timing yang tepat dan sumber pendanaan yang optimal.
3. Perbandingan Metode Analisis Kelayakan Investasi
Net Present Value (NPV):
• Kelebihan: Mempertimbangkan nilai waktu uang, memberikan nilai absolut keuntungan, mudah dibandingkan antar proyek
• Kelemahan: Membutuhkan estimasi cost of capital yang tepat, sulit dipahami oleh non-finansial
• Tepat digunakan: Untuk membandingkan proyek dengan skala investasi berbeda
Internal Rate of Return (IRR):
• Kelebihan: Memberikan tingkat return dalam bentuk persentase yang mudah dipahami
• Kelemahan: Dapat menghasilkan multiple IRR, bermasalah pada proyek dengan arus kas tidak konvensional
• Tepat digunakan: Untuk proyek dengan arus kas konvensional dan perbandingan dengan cost of capital
Payback Period:
• Kelebihan: Sederhana, mudah dipahami, fokus pada risiko likuiditas
• Kelemahan: Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang dan arus kas setelah payback
• Tepat digunakan: Untuk evaluasi awal atau pada kondisi ketidakpastian tinggi
4. Struktur Modal Optimal
Struktur modal optimal adalah kombinasi utang dan ekuitas yang meminimalkan biaya modal dan memaksimalkan nilai perusahaan. Faktor yang memengaruhi: biaya utang vs biaya ekuitas, risiko finansial, tax shield dari bunga, fleksibilitas finansial, dan kondisi pasar.
Struktur modal memengaruhi nilai perusahaan melalui trade-off theory dimana manfaat tax shield dari utang harus diimbangi dengan biaya financial distress. Struktur modal optimal tercapai ketika marginal benefit sama dengan marginal cost dari utang.
5. Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja yang efektif dapat meningkatkan profitabilitas melalui optimalisasi tingkat persediaan, percepatan penagihan piutang, dan pengelolaan hutang lancar yang efisien. Ini mengurangi risiko likuiditas dengan memastikan ketersediaan kas untuk operasi.
Strategi konkret: implementasi sistem just-in-time untuk persediaan, pemberian diskon untuk percepatan pembayaran piutang, negosiasi terms of payment yang menguntungkan dengan supplier, dan cash flow forecasting yang akurat.
6. Break-Even Point Analysis
BEP dalam unit menunjukkan jumlah unit yang harus dijual untuk menutup semua biaya tetap dan variabel. BEP dalam rupiah menunjukkan nilai penjualan minimum yang diperlukan.
Implikasi manajerial: BEP membantu dalam penetapan target penjualan minimum, evaluasi margin keamanan, analisis dampak perubahan harga atau biaya, dan perencanaan volume produksi optimal.
7. Jenis Risiko Finansial dan Mitigasi
Risiko Likuiditas: ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka pendek
• Mitigasi: cash flow management, credit facility, diversifikasi sumber pendanaan
Risiko Kredit: default dari debitur
• Mitigasi: credit scoring, jaminan, asuransi kredit
Risiko Pasar: fluktuasi harga, suku bunga, nilai tukar
• Mitigasi: hedging dengan derivatif, diversifikasi portofolio
Risiko Operasional: gangguan operasi bisnis
• Mitigasi: asuransi, backup system, contingency planning
8. Peran Proyeksi Keuangan
Proyeksi keuangan membantu dalam perencanaan strategis dengan memberikan gambaran kondisi keuangan masa depan. Proyeksi laba rugi menunjukkan profitabilitas, proyeksi neraca menunjukkan posisi keuangan, dan proyeksi arus kas menunjukkan kemampuan menghasilkan kas.
Proyeksi membantu dalam pengambilan keputusan investasi, perencanaan pendanaan, evaluasi kelayakan proyek, dan komunikasi dengan stakeholder.
9. Penganggaran Modal (Capital Budgeting)
Capital budgeting membantu alokasi sumber daya optimal melalui evaluasi sistematis proyek investasi jangka panjang. Teknik yang digunakan meliputi NPV, IRR, PI, dan payback period.
Contoh penerapan: evaluasi pembelian mesin baru dengan membandingkan NPV dari berbagai alternatif, mempertimbangkan risiko, dan memilih proyek dengan NPV tertinggi yang sesuai dengan budget constraint.
10. Financial Leverage
Financial leverage menggunakan utang untuk meningkatkan return on equity melalui leverage effect, dimana jika return on asset lebih tinggi dari cost of debt, maka ROE akan meningkat.
Risiko tingkat leverage tinggi: peningkatan financial risk, kemungkinan financial distress, reduced financial flexibility. Pengelolaan risiko: monitoring debt ratios, maintaining adequate cash reserves, diversifikasi sumber pendanaan, dan stress testing.
Berikut adalah versi yang sudah dirapikan dan diformat secara profesional untuk diposting di blog Anda:
Studi Kasus 1: PT. Teknologi Maju
Data Proyek Ekspansi
- Investasi Awal: Rp 75 miliar
- Umur Ekonomis: 8 tahun
- Nilai Sisa: Rp 15 miliar
- WACC: 12%
- Target Payback: Maksimal 5 tahun
- Target IRR: Minimal 15%
Arus Kas Proyek (dalam miliar rupiah)
Tahun |
Arus Kas Operasional |
Terminal Value |
Total Arus Kas |
0 |
- |
- |
(75,0) |
1 |
10,0 |
- |
10,0 |
2 |
15,0 |
- |
15,0 |
3 |
20,0 |
- |
20,0 |
4 |
25,0 |
- |
25,0 |
5 |
25,0 |
- |
25,0 |
6 |
20,0 |
- |
20,0 |
7 |
15,0 |
- |
15,0 |
8 |
10,0 |
15,0 |
25,0 |
1. Perhitungan Metode Evaluasi Investasi
A. Net Present Value (NPV)
Rumus:
PV = CF₁ / (1+r)¹ + CF₂ / (1+r)² + … + CFₙ / (1+r)ⁿ
Present Value setiap tahun:
- PV₁ = 10,0 / (1,12)¹ = 8,93 miliar
- PV₂ = 15,0 / (1,12)² = 11,96 miliar
- PV₃ = 20,0 / (1,12)³ = 14,24 miliar
- PV₄ = 25,0 / (1,12)⁴ = 15,89 miliar
- PV₅ = 25,0 / (1,12)⁵ = 14,19 miliar
- PV₆ = 20,0 / (1,12)⁶ = 10,14 miliar
- PV₇ = 15,0 / (1,12)⁷ = 6,78 miliar
- PV₈ = 25,0 / (1,12)⁸ = 10,11 miliar
Total PV Arus Kas Masuk = 92,24 miliar
NPV = 92,24 - 75,0 = 17,24 miliar
B. Internal Rate of Return (IRR)
- IRR dihitung menggunakan metode trial and error / kalkulator finansial.
- Pada IRR 16,8%, NPV ≈ 0
⇒ IRR = 16,8%
C. Profitability Index (PI)
PI = PV Arus Kas Masuk / Investasi Awal
PI = 92,24 / 75,0 = 1,23
D. Payback Period
Arus Kas Kumulatif:
- Tahun 1: 10,0
- Tahun 2: 25,0
- Tahun 3: 45,0
- Tahun 4: 70,0
- Tahun 5: 95,0
Payback Period = 4 + (75 - 70)/25 = 4,2 tahun
2. Analisis Kelayakan Investasi
Kesimpulan Kelayakan:
- NPV = 17,24 miliar > 0 → LAYAK
- IRR = 16,8% > 15% (target) → LAYAK
- PI = 1,23 > 1 → LAYAK
- Payback = 4,2 tahun < 5 tahun (target) → LAYAK
Proyek LAYAK dilaksanakan berdasarkan semua kriteria evaluasi.
3. Analisis Struktur Pendanaan
Alternatif 1: 70% Ekuitas, 30% Utang
WACC = (70% × 14%) + (30% × 7,5%) = 12,05%
Alternatif 2: 40% Ekuitas, 60% Utang
WACC = (40% × 16%) + (60% × 8,25%) = 11,35%
Rekomendasi: Pilih Alternatif 2 karena WACC lebih rendah.
4. Analisis Sensitivitas (Arus Kas Turun 20%)
Arus Kas Baru (80%):
Tahun |
Arus Kas Baru |
1 |
8,0 |
2 |
12,0 |
3 |
16,0 |
4 |
20,0 |
5 |
20,0 |
6 |
16,0 |
7 |
12,0 |
8 |
23,0 (8,0+15,0) |
Dengan WACC 11,35%:
Total PV Arus Kas Masuk = 76,84 miliar
NPV = 76,84 - 75,0 = 1,84 miliar
Proyek masih layak meskipun arus kas turun 20%.
5. Identifikasi dan Mitigasi Risiko
Risiko yang Dihadapi:
- Risiko Pasar: Perubahan permintaan produk elektronik
- Risiko Teknologi: Teknologi usang
- Risiko Operasional: Gangguan produksi
- Risiko Likuiditas: Kebutuhan modal kerja tinggi
- Risiko Nilai Tukar: Komponen impor
Strategi Mitigasi:
- Diversifikasi produk & pasar
- R&D berkelanjutan
- Asuransi & backup system
- Credit facility & manajemen kas
- Hedging mata uang
Studi Kasus 2: CV. Agro Mandiri
Data Alternatif Investasi
Alternatif A: Mesin Baru
- Investasi: Rp 2,0 miliar
- Umur: 5 tahun
- Nilai sisa: Rp 0,2 miliar
- Net saving/tahun: Rp 0,6 miliar
Alternatif B: Renovasi Mesin
- Investasi: Rp 1,2 miliar
- Umur: 4 tahun
- Nilai sisa: Rp 0,1 miliar
- Net saving/tahun: Rp 0,35 miliar
1. Analisis Kelayakan Finansial
Alternatif A (Mesin Baru)
NPV (RRR = 15%):
- Total PV = 2,112 miliar
- NPV_A = 2,112 - 2,0 = 0,112 miliar
IRR ≈ 16,3%
Payback = 2,0 / 0,6 = 3,33 tahun
Alternatif B (Renovasi Mesin)
NPV (RRR = 15%):
- Total PV = 1,056 miliar
- NPV_B = 1,056 - 1,2 = -0,144 miliar
IRR ≈ 11,8%
Payback = 1,2 / 0,35 = 3,43 tahun
Kesimpulan:
Alternatif A lebih layak
2. Analisis Alternatif Pendanaan
Sumber Pendanaan |
Biaya Efektif |
Keterangan |
Pinjaman Bank |
9% |
Bunga 12% – pajak 25% |
Kredit Pemerintah |
6,75% |
Bunga 9% – syarat komponen lokal |
Leasing |
14% |
Tidak ada tax benefit |
Rekomendasi: Kredit Pemerintah, jika syarat terpenuhi.
3. Analisis Break-Even (Alternatif A)
- Harga jual: Rp 50.000
- Biaya variabel: Rp 30.000
- Margin: Rp 20.000
- Biaya tetap: Rp 400 juta
BEP unit = 400.000.000 / 20.000 = 20.000 unit/tahun
BEP rupiah = Rp 1 miliar/tahun
Waktu BEP = 2,0 / 0,6 = 3,33 tahun
4. Proyeksi Arus Kas (Alternatif A + Kredit Pemerintah)
Tahun |
Operasi |
Bayar Utang |
Arus Bersih |
0 |
(2.000) |
1.200 |
(800) |
1–4 |
600 |
(300) |
300 |
5 |
800 |
- |
800 |
5. Risiko dan Strategi Pengelolaan
Risiko:
- Mesin rusak / gangguan produksi
- Harga komoditas fluktuatif
- Keterlambatan pembayaran
- Likuiditas ketat
- Kebijakan pemerintah berubah
Strategi:
- Asuransi & kontrak perawatan
- Kontrak harga jangka panjang
- Kebijakan kredit ketat
- Dana darurat & fasilitas kredit
- Monitoring regulasi
- Pelatihan operator
- Hubungan erat dengan pemasok
Rekomendasi Final:
- Pilih Alternatif A (Mesin Baru)
- Gunakan Kredit Pemerintah, jika memungkinkan
- Kelola risiko secara proaktif
- Monitor arus kas dan evaluasi kinerja
Komentar
Posting Komentar